Acel Runkat - Selamanya

Wednesday, January 2, 2013

Saat indah yang pernah terlewati
Bukan satu cerita yang tak bertepi
Terpatri dalam sebuah hati
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Saat langkah telah menjadi kisah
Bukan satu jejak yang tak berarti
Terukir indah dalam sebuah kenangan

Jika Tuhan ijinkan kita tuk bersatu
Maka takkan ada yang sanggup pisahkan kita
Jika Tuhan ijinkan kita tuk selamanya
Maka selamanya cinta kita kan selalu abadi

Walau kita telah termiliki
Percaya cinta kita takkan terhapus masa woo

Jika Tuhan ijinkan kita tuk bersatu
Maka takkan ada yang sanggup pisahkan kita
Jika Tuhan ijinkan kita tuk selamanya (untuk selamanya)
Maka selamanya cinta kita kan selalu abadi

Jika Tuhan ijinkan kita tuk bersatu
Maka takkan ada yang sanggup pisahkan kita
Jika Tuhan ijinkan kita tuk selamanya
Maka selamanya cinta kita kan selalu abadi

Stevan William

Stevan William Umboh



Steven William, salah satu aktor pendatang baru di dunia seni peran layar kaca. Sinetron Unggulan Indosiar yang tayang per 7 Juni 2010 setiap Senin sampai Jumat pukul 16:30 WIB. Dibawah arahan Rudi Aryanto dan Bobby M, penyuka makanan fried chicken ini beradu akting dengan Yuki Kato dan aktor/aktris lainnya.

Stefan William Umboh ini telah membintangi beberapa judul film, diantaranya, Best Friend dan Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets. Stevan William lahir di California (USA), 11 Agustus 1993 ini memiliki hobi maen games, basket, dan futsal. Stefan yang bercita-cita jadi sutradara ini sangat mengidolakan aktor Leonardo DiCaprio. Hal yang paling dibenci dari putra pasangan Klinton-Ellen ini adalah dibohongi.



Stefan William udah lulus SMA dan siap-siap mau kuliah. "Aku rencananya pengen kuliah tahun ini juga. Pengennya sih kuliah di IKJ karena pengen jadi sutradara. Selain itu, aku juga pengen ngambil jurusan komputer di Binus. Dua-duanya aku suka, kita lihat aja nanti mana yang lebih aku sukai," ujar Stefan saat berkunjung di studio Tabloid Gaul, Kamis, 22 Juli 2010.





Makna sahabat di mata Stefan William:
"Sahabat itu selalu saling membantu dan menolong di saat susah dan senang. Jadi sahabat itu udah kayak sodara karna kita bisa saling curhat dan membicarakan hampir semua hal."


Cc - http://rynabeby.blogspot.com/2010/09/biodata-stefan-william-2.html

Yuki Kato


Yuki Anggraini Kato atau lebih dikenali dengan panggilan Yuki Kato adalah pemeran Indonesia. Yuki Kato lahir di Malang, 2 April 1995 (18 tahun). Yuki Kato mulai dikenal setelah membintangi sinetron "Monyet Cantik" produksi Starvision bersama dua rekannya, Irshadi Bagas dan Esa Sigit. Selain menjadi pemeran utama dalam sinetron Heart Series dan My Love, Yuki yang hobi bersepeda dan membaca buku ini juga bermain bersama Raffi Ahmad dan Laudya Chintya Bella dalam Jodoh Arietta berperan sebagai adik Raffi Ahmad.



Selain berbakat besar dalam dunia akting Yuki juga pernah menunjukkan pontensi dalam bidang nyanyian apabila dia tampil berduet lagu OST My Heart dengan Irshadi Bagas dalam acara My Heart By Request di SCTV. Dan pada tahun 2010 Yuki kembali membintangi sinetron yang berjudul Arti Sahabat. YUKI berperan sebagai Ajeng. Dan lawan mainnya adalah Steven William Umboh berperan sebagai YUDHA.



Orang Tua Yuki Kato bernama Takeshi Kato,seorang Project Manager sebuah perusahaan besar di Jepang dan saat ini berada di Jepang dan datang setiap 3 bulan sekali untuk mengunjungi putri kesayangannya di Indonesia. Yuki Kato memiliki adik bernama Reina Kato. Yuki tinggal bersama ibu dan adiknya di Kota Wisata, Cibubur. Yuki sangat dekat dengan Keyna, Seisha, dan teman-teman se-Fajar Hidayah, juga dengan Amora, Fanie, dan teman-temannya se-Pilar Indonesia. Dia gemar bermain basket dan suka memakai sepatu Converse. Dan dia juga lebih singkat dipanggil Yuangka (yuki anggraini kato).(id.wikipedia)


Cerpen - Kisah Hidup Ku

Tuesday, January 1, 2013

Dimas adalah anak orang kaya raya. Orang tua Dimas adalah pemilik perusahaan Semen di Gresik. Dimas tinggal bersama kedua orang tuanya dan adik perempuannya yang masih berusia 7 tahun di Surabaya dan sekarang Dimas telah berusia 17 tahun. Di sebuah rumah yang megah Dimas dan keluarganya hidup. Tetapi, perusahaan orang tua Dimas bangkrut karena ditipu oleh teman bisnisnya. Sejak saat itu, Rumah dan isinya disita oleh bank. Dimas dan keluarganya harus keluar dari rumah itu dan akhirnya mereka tinggal di rumah kontrakan mereka disuatu perkampungan.

            Kondisi keluarga Dimas yang saat ini membuat keluarga Dimas menjadi berantakan. Dimas tidak terlalu peduli dengan keluarganya, Ibu Ratih (ibu Dimas) pergi meninggalkan suami, dan kedua anaknya karena ibu Ratih tidak mau hidup miskin dan tinggal di rumah yang kecil itu.
 “aku mau pergi dari rumah ini. Aku sudah tidak tahan lagi kalau lama-lama tinggal disini. Aku juga mau menikah lagi dengan orang yang lebih kaya dari kamu” kata Ibu Ratih
“Tapi ratih, gimana nasib anak-anak kita kalau kamu meninggalkan kami?” kata pak Burhan
“anak kita? Enak aja! Itu anak kamu, bukan anak aku. Yaa.. Kamu jaga baik-baik anak kamu itu. Aku mau pergi sekarang” kata Ratih. Ibu Ratih pergi meninggalkan keluarganya dan hidup bersama keluarga barunya. Dimas selalu mementingkan dan memperdulikan hidupnya sendiri tanpa memperdulikan keadaan keluarganya yang saat ini berantakan. Dimas juga tidak terlalu dekat dengan adiknya. 

Mutia (adik Dimas) menangis dikamarnya melihat kedua orang tuanya bertengkar dan ibunya yang pergi meninggalkannya. Tidak lama kemudian, Dimas pulang dari sekolah. Dimas dikeluarkan dari sekolah karena biaya sekolah Dimas belum dilunasi selama 5 bulan. tetapi, pak Burhan tidak tahu kalau Dimas dikeluarkan dari sekolah.

            Beberapa hari keluarga pak Burhan tinggal di rumah kontrakannya, Mutia terserang penyakit DBD. Akhirnya Mutia meninggal dunia karena keluarganya tidak mampu membawa Mutia ke Rumah Sakit. Pak Burhan juga menderita sakit stroke semenjak pak Burhan di tinggal oleh istrinya. 2 bulan setelah Mutia meninggal dunia, Pak Burhan juga meninggal dunia. Kini Dimas tinggal sendiri tanpa kedua orang tuanya dan adiknya. Akhirnya Dimas pergi dari rumah kontrakannya karena Dimas tidak mampu membayar uang kontrakannya dan kini Dimas mencari tempat tinggal yang lain.

            Dimas pergi ke suatu tempat yang jauh dari perkampungan yang ia tempati bersama keluarganya. Dimas membuat rumah yang sederhana dari kardus di pinggir pohon besar di tengah-tengah perdesaan yang terpencil. Di rumah kardus itu Dimas hidup sendiri. Beberapa hari Dimas tinggal di desa itu, Dimas berteman dengan anak perempuan seusianya. Dia bernama Resa. Hari-hari Dimas di temani oleh Resa. Suatu hari, mereka saling cerita tentang keluarganya.
“Kenapa kamu sendiri? Mana keluarga kamu? Orang tua kamu dan saudara-saudara kamu?” Tanya Resa.
“Disini aku sendirian. Ayah dan adikku meninggal dunia, mereka meninggal karena penyakit yang mereka derita. Sedangkan Ibuku pergi meninggalkan kami karena ayahku mengalami kebangkrutan, dan ibuku menikah lagi dengan orang lain” jawab Dimas.
 "Ou, yang sabar yaa.. Memangnya Ayah dan adik kamu menderita sakit apa?” Tanya Resa
“Almarhum ayahku menderita sakit Stroke semenjak beliau ditinggal pergi oleh ibuku, sedangkan almarhuma adikku menderita sakit DBD. Keluarga ku tidak membawa adikku ke Rumah Sakit, karena orang tua aku tidak bisa membayar biaya  pengobantan di Rumah Sakit, dan akhirnya adikku meninggal dunia. Ngomong ngomong, kamu asli orang sini ya?” Kata Dimas
“Engga juga. Aku asli orang Jakarta. Perusahaan orang tua aku bangkrut gara-gara perusahaan orang tuaku ditipu sama teman bisnisnya. Rumahku dan seisinya disita oleh bank dan akhirnya aku dan keluargaku pindah ke desa ini. Dulu waktu aku masih di Jakarta sangat berbeda denga aku yang sekarang tinggal di perdesaan ini, dulu hidupku enak sekali minta ini itu selalu terpenuhi. Tetapi sekarang keluargaku serba kecukupan, jadi aku harus mebiasakan diri hidup sederhana tidak seperti dulu aku yang suka menggunakan uang orang tuaku untuk hal yang tidak penting. Kalau kamu? Asli orang mana?” kata Resa
“aku asli orang Surabaya. Cerita keluargaku sama seperti kamu. Perusahaan orang tua aku juga mengalami kebangkrutan karena ditipu oleh teman bisnis orang tuaku. Hidupku dulu juga terpenuhi tapi sekarang aku tidak punya apa-apa kecuali rumah kardus buatanku ini. Yaa.. meskipun kecil tapi lumayan untuk tempat berlindung dan beristirahat disini.” Kata Dimas
“kamu jangan sedih ya, kan masih ada aku yang menemani kamu” kata Resa
“iya, makasih ya Res. Oh ya res.. Gimana saudara-saudara kamu? Apa kamu anak satu-satunya?” Tanya Dimas
“aku punya 2 saudara, satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Aku anak kedua dan aku perempuan sendiri diantara saudara-saudaraku. Aku sangat menyayangi mereka, tapi mereka lebih dulu meninggalkan aku dan kedua orang tuaku. Dulu, waktu liburan aku dan keluargaku berlibur ke Bali. Di tengah-tengah perjalanan pulang, kami mengalami kecelakaan. Mobil yang kami tumpangi menabrak truk, kakak dan adikku meninggal dunia dan hanya aku dan kedua orang tuaku yang tertolong” jawab Resa
“Ou, semoga amalnya di terima disisi-Nya” kata Dimas
“Iya, Amin. Makasih ya Dim” kata Resa

            Setelah lama mereka berdua saling bercerita tentang keluarganya, Dimas dan Resa pergi jalan-jalan keliling desa. Dimas dan Resa istirahat di bawah pohon beringin yang besar dan mereka duduk berdua dan saling bercerita.
“eh Dim, hobi kamu apa?” Tanya Resa
“apa yaa..?? hehee.. Sejak kecil aku suka berenang sama teman-teman sabayaku. Aku nggak mau renang kalau nggak di rumahku. Rumah yang aku tinggali sama keluargaku sebelum orang tuaku bangkrut ada kolam renang yang biasanya aku buat renang bersama teman-teman sebayaku. Kalau kamu res?” kata Dimas
“Sejak kecil aku suka menggambar dan mewarnai. Almarhum kakekku sangat berbakat dalam melukis, menggambar, dan juga mewarnai. Beliau sangat suka melukis pemandangan. Dulu almarhum kakekku yang mengajari aku menggambar dan mewarai, tetapi sejak almarhum kakekku meninggal dunia, aku belajar menggambar dan mewarnai sendiri. Oh yaa.. kamu suka nggak menggambar atau mewarnai?” kata Resa
“Suka tapi sedikit, hehee.. dari dulu nggak ada yang mengajari aku menggambar dan mewarnai. Jadi aku tidak terlalu berbakat dalam menggambar dan mewarnai, nggak seperti kamu yang berbakat dalam menggambar dan mewarnai” kata Dimas
“Hahaa.. bisa aja kamu.. Kalau gitu kita gambar sama mewarnai bareng-bareng yukk.. kita gambar pemandangan desa ini” kata Resa
“Oke!” kata Dimas

            Setelah mereka duduk dan beristirahat mereka pulang ke rumah Resa. Mereka berdua menggambar pemandangan  disekitar rumah Resa.
“eh, Res. kamu ganbar apa? Waa.. bagus banget gambaran kamu” kata Dimas
“hehee.. makasih Dimas.. Ini aku gambar posisi rumah aku. Di tengah-tengah desa yang terpencil ini rumah aku berada dan di kelilingi oleh pohon-pohon besar yang membuat suasana rumah aku menjadi sejuk” kata Resa
“Hhmmm.. iya bener. Kalau gitu aku juga gambar rumah kardus aku. Di bawah pohon besar yang melindungi rumah kardus aku dari sinar matahari, yang membuat rumah aku terasa tidak terlalu panas.” Kata Dimas
“hahaa.. Dimas , Dimas..” balas Resa

            Mereka berdua menggambar rumah mereka yang saat ini mereka tempati. Rumah yang ada di tengah desa yang terpencil dan dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang membuat rumah mereka terasa sejuk.
“eh liat ini, bagus kan gambaran aku..” kata Dimas
“Iya, ini bagus banget Dim. Waaa.. ternyata kamu jago gambar juga yaa..” kata Resa
“hahahaa.. yaiyalah , Dimas gituloo” kata Dimas

            Dimas dan Resa saling ketawa bareng melihat gambaran mereka dan anak-anak kecil yang bermain kejar-kejaran di depan rumah Resa. Anak-anak kecil disini banyak yang tidak sekolah karena kondisi keluarga mereka yang tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya. Sehingga anak-anak kecil di desa ini waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk belajar mereka habiskan untuk bermain bersama teman-temannya. Dimas dan Resa ingin mengajak mereka untuk menggambar dan mewarnai, supaya mereka bisa menggambar dan mewarnai dan hari-harinya tidak selalu dihabiskan untuk bermain.
“eh adik , adik.. mau apa enggak kakak ajari menggambar dan mewarnai??” Tanya Dimas
“ Mau kaaaaakkk..” jawab anak-anak kecil
“Kalau gitu ayo ikut kakak ke rumah kakak.. tapi rumah kakak agak jauh dari sini, tidak apa-apa kan..??” kata Dimas
“iya, gak apa-apa kak” kata anak-anak kecil
“tapi sebelumnya kalian harus berpamitan dulu sama orang tua kalian, supaya mereka tidak kebingunan mencari kalian, atau kalian boleh mengajak orang tua kalian buat nganterin kalian ke rumah kakak. Nanti kita jalan bareng-bareng kesana” kata Dimas
“iya kak. Sebentar ya kak, kita pulang dulu” kata anak-anak kecil
“iya, kakak tunggu disini” kata Dimas
“eh Dim, aku masuk rumah dulu ya.. aku mau ambil kertas buat gambar sama krayon buat mewarai” kata Resa
“ohh.. iya res.. aku tunggu disini ya” kata Dimas

            Beberapa saat kemudian, anak-anak kecil bersama orang tuanya datang dan mereka segera pergi ke rumah Dimas untuk melihat anak-anaknya yang akan diajari menggambar dan mewarnai. Mereka jalan bersama dari rumah Resa ke rumah Dimas. Di perjalanan Dimas dan Resa mengajak anak-anak kecil untuk bernyanyi bersama agar mereka tidak merasa kecapek’an karena perjalanannya lumayan jauh
“adik-adik, kita nyanyi bareng-bareng yukk..” kata Dimas
“yee.. kita nyanyii” kata anak-anak kecil
“Bintang kecil dilangit yang biru.. amat banyak menghias angkasa.. aku ingin terbang dan menari.. jauh tinggi ketempat kau beradaa..” sepanjang perjalanan mereka bernyanyi bersama-sama
“akhirnya kita sampai juga. Kalian boleh gambar apa saja terserah adik-adik. Apa yang adik ingin gambar silahkan digambar. Oh yaa, Orang tuanya boleh membantu anak-anaknya..” kata Dimas
“Ini kakak Resa kasih kertas buat gambar, sekarang adik-adik gambar yang bagus yaa.. disini kak Dimas dan kak Resa akan mengajari menggambar dan mewarnai adik-adik semua” kata Resa
“nama adik siapa? adik mau gambar apa?” Tanya Dimas
“nama aku Putri kak. Ini kak, aku mau gambar pesawat. Jelek ya kak..?? L” kata putri (salah satu dari mereka)
“ohh.. Enggak.. Ini bagus kok pesawatnya. Kenapa Putri kok gambar pesawat? Kenapa tidak gambar gunung atau rumah? Seperti teman-teman Putri yang lain?” Tanya Dimas
“Enggak kak.. Soalnya Putri ingin naik pesawat. Tetapi orang tua Putri tidak punya uang buat naik pesawat yang ada di langit-langit itu kak. Jadi, Putri Cuma bisa gambar pesawat-pesawat itu. Putri sering gambar pesawat di rumah, tapi gambar pesawat Putri kurang bagus kak. Kakak bantuin Putri gambar pesawat yang bagus yaa kak..” kata Putri
“Iya, kakak bantuin. Kalau putri mau gambar pesawat, Putri harus gambar tubuhnya dulu, baru sayap-sayapnya. Sini kakak buatin pesawat, nanti Putri contoh pesawat buatan kakak. Nii pesawatnyaa.. bagus kan..??” kata Dimas
“Waa.. bagus kak.. Putri coba gambar ya kaak..” kata Putri

            Di depan rumah Dimas, Dimas dan Resa mengajari anak-anak kecil menggambar dan mewarnai. Mereka sangat bahagia bisa menggambar dan mewarnai.
“kak Resa, ini gambar rumah buatanku. Bagus kan kak?” , “kak ini gambar gunung buatanku, bagus juga kan kak?” , “gambar pohon besarku juga bagus kan kak? blab la blaa..” tanya anak-anak kecil
“gambaran kalian bagus-bagus, kakak bangga sama kalian” kata Resa

            Setelah mereka menggambar dan mewarnai, Dimas dan Resa mengajak anak-anak kecil bermain dan membuat lingkaran yang besar. Mereka membuat lingkaran yang mengelilingi Dimas dan Resa, mereka semua bernyanyi bersama, setelah bernyanyi mereka bergandengan dan melompat bersama. SELESAI

Peri Kecil yang Kesepian

Sunday, December 30, 2012


Ini adalah desa fairyland . Semua yang tinggal disini adalah para peri, tidak hanya manusia peri pun mempunyai kehidupan sama seperti manusia. Peri peri itu bertugas menyuburkan bunga-bunga hingga bermekaran dengan indahnya . Jika bunga-bunga telah tumbuh dengan indah maka tumbuh lah bunga suci di flowerland, karena bentuk bunga itu putih dan suci, para peri menyebutnya snow flower. Bunga itu adalah bunga terindah dari bunga-bunga lainnya. konon siapapun yang mencium snow flower cinta mereka akan abadi untuk selamanya.
Di pagi hari yang cerah terlihat lah aktivitas para peri dengan senyum yang menyejukan hati. Di pelosok desa terdapat rumah kecil dengan cerobong asap diatasnya dan kebun buah jeruk yang sederhana. Disana tinggallah seorang peri yang bernama Tama, peri yang sebatangkara, hidup hanya sendiri tanpa senyuman. Penduduk fairyland menyebut Tama adalah peri monster. Tidak ada yang menemaninya . Keadaan tersebut membuat Tama semakin naik darah dan kesal. Dulu Tama dikenal dengan peri yang periang, namun suatu ketika terjadi bencana terhadap  ayah dan ibunya, Tama menjadi peri yang pemarah . Ayah dan ibunya dibuang dan diasingkan entah kemana  oleh raja peri karena mereka telah memetik bunga terlarang. Padahal mereka mencari bunga terlarang itu untuk mengobati Tama yang terkadang sihirnya tidak bisa digunakan.
Ketika malam tiba Tama berbaring diantara pohon pohon jeruk peninggalan ayah dan ibunya. Ia melamun sambil melihat bintang diatasnya, terlihat sosok ayah dan ibunya. Rupanya ia merindukan kedua orang tuanya, dan kemudian ia menangis. Tak sadar ternyata cairan kental warna merah keluar begitu saya dari mulutnya. Tama menghapus darah itu sambil tersenyum dan menangis. Tidak terasa ternyata ia tertidur disana.
“hey, hey bangun”

terdengar suara dari telinga tama, masih dalam setengah sadar Tama pun perlahan lahan membuka matanya, Tama terkejut heran dan berkata
“hah , siapa kamu ?”
“aku nick, siapa nama mu?”
“pergi kamu !”
Tama pun berlari dan masuk ke rumahnya.

Tama diam dan berfikir, ia heran mengapa laki laki itu berada disana. tidak lama Tama berdiam diri, lalu ia bergegas untuk menyirami pohon-pohon  jeruknya. Dengan kekuatan peri yang dimiliki, ia mengusap-usapkan kedua tangannya dan berbuahlah pohon itu. Kemudian Tama pergi untuk menjual buah jeruk hasil perkebunannya itu. Ketika di tengah keramaian, semua peri menghindar dari hadapan Tama. Dari jauh pandangan ada sesuatu yang perlahan lahan mendekat, ternyata peri yang tadi pagi membangunkan Tama dari tidurnya. Tama terkejut dan berlari, tanpa sadar buah yang ia bawa jatuh berhamburan begitu saja. Nick memungutnya dan menaruh buah itu di kebun jeruk Tama.
Sudah cukup banyak bunga yang bermekaran di desa fairyland dan kemungkinan besar SnowFlower akan tumbuh. Para peri sudah sangat menanti kedatangan SnowFlower, namun entah apa yang terjadi tiba-tiba bunga-bunga di Fairyland layu, kering dan mati. Semua peri kecewa akan hal ini,  mereka tetap berusaha menghidupkan kembali bunga yang sudah mati itu. Namun tidak ada hasil, bunga bunga itu tetap saja mati. Tama menghampiri salah satu bunga yang sudah mati itu dan para peri yang lain menjauh bahkan mencemooh Tama. Dengan kekuatannya Tama mencoba menghidupkannya, alhasil bunga itu hidup dan bermekaran. Para peri yang melihat dari kejauhan heran dan menghampiri Tama. Tama tersenyum dan.. Praaaaakkkkkkk !!


Tama terjatuh dan pingsan. Tidak ada satu pun yang berani mendekati Tama. Kemudian sang pahlawan menghampiri.

“Kenapa pada bengong, cepet tolongin dia !!.”

seru Nick dengan nada tinggi.
Mendekatlah semua para beri yang terbengong itu. Tama dibawa ke rumah salah seorang peri tua, mereka menyebutnya tabib.
“Peri kecil ini mempunyai kelebihan dari peri peri lain, tingkatan sihirnya       lebih besar dari peri manapun, tapi sayang energi yang ia miliki hanya sedikit, sihir peri kecil ini memakan energi yang cukup banyak, semakin ia sering menggunakan sihir semakin bahaya bagi dirinya, sesudah menggunakan ia bisa tak sadarkan diri untuk berhari hari bahkan untuk selamanya.” Penjelasan tabib.
Penjelasan tabib itu membuat para peri yang ikut mengantar Tama tercengang heran.
***

Satu hari berlalu Tama belum siuman juga. Semakin banyak peri yang berdatangan mengunjungi Tama di kediaman tabib itu.
“Hey tabib, apa yang harus kami lakukan agar peri kecil ini siuman ?”
teriak salah satu peri dari jarak yang agak jauh.
“hanya ada satu cara agar peri kecil ini bangun.” jawab sang tabib
“Apa??” sahut para peri serempak
“Memberikan energi untuk peri kecil ini.”
“Memberikan energi ? itu bisa  membahayakan diri kita tabib.”
“Jadi kalian lebih mementingkan diri kalian sendiri, kalian itu peri atau setan sih!” sanggah Nick dengan hati yang kesal sambil berjalan menuju tabib dan berkata,
“Pak tabib aku ingin memberikan sebagian energi ku untuk peri kecil ini”
“Aku juga”
“Aku juga”
“Aku juga”
Dan akhirnya semua peri memberikan energinya untuk Tama.

Tama terbangun dengan mata yang sayu dan badan yang lemas.

“Dimana aku ?” tanya Tama sambil celingak celinguk melihat keadaan sekitar.
“Kamu dirumah ku nak” jawab tabib dengan senyuman.
“Akhirnya peri kecil bangun juga” sambar Nick dengan gembira.
“Kamu lagi, ngapain kamu disini ? kenapa disini banyak peri ?”

Sang tabib menceritakan dengan detail kejadian yang dialami Tama. Lalu tama kembali ke istana kecil miliknya dengan ditemani Nick. Mereka berdua berbincang bincang dan mulai berteman akrab.
***

Pagi hari hari yang cerah, udara begitu sejuk, kicauan burung banyak terdengar dan rumput rumput pun menari akan angin yang sepoi sepoi. Pertama Tama mencoba untuk memekarkan bunga yang ada di depan rumahnya itu. Berhasil, ia berhasil menjadikan bunga itu indah. Buah jeruk sudah panen, Tama pun memetiknya, ia berniat untuk membagi-bagikan hasil panennya untuk penduduk Fairyland dalam rangka ucapan terimakasih atas bantuannya kemarin. Langkah demi langkah ia jalani, ia melihat sekitar. Betapa buruknya desa fairyland ini. Tak ada satupun bunga yang bermekaran yang ada hanya bunga mati yang tak pantas untuk dipandang. Dengan kekuatan yang ia miliki, ia mencoba menghidupkan bunga yang mati. Satu per satu bunga kini bermekaran dengan warna warna yang indah. Disaksikan oleh peri peri yang lain, lalu mereka bekerja sama memekarkan bunga-bunga dengan senyum, tawa, dan bahagia.
Butiran-butiran  salju turun, pertanda Snow Flower akan tumbuh. Sebenarnya itu bukan butiran salju, melainkan serbuk-serbuk putih dari Snow Flower. Mengetahui hal tersebut para peri mendatangi ladang flower untuk menyaksikan indahnya Snow Flower. Tama berjalan di bopong Nick sambil tertatih-tatih dengan energi yang sangat sedikit.

“Kamu gak papa ?” tanya Nick sambil melihat wajah Tama.
“iya gak apa-apa ko.” Jawab Tama sambil tersenyum.
Pemandangan indah yang luar biasa sedang disaksikan oleh semua peri, Tama dan Nick.
“Seandainya saja ada ibu dan ayah ku” ucap Tama dalam hati sambil meneteskan air mata..
Praaaakkkkkk.. Tama terjatuh.
Pemandangan indah dialihkan begitu saja, semua mata dan perhatian tertuju ke Tama. Mereka semua menghampirinya dan berusaha memberikan energi untuk peri kecil itu. Sayang sudah terlambat, Tama mati di ladang flower, di temani dengan Snow Flower dan juga peri peri yang lain. Butiran salju yang turun semakin menyelimuti ladang flower. Semua merasa kehilangan dan merasa bersalah, berkat Tama Snow Flower tumbuh dan berkat Tama fairyland indah kembali. dan ditangan Tama terdapat selembar kertas yang berisi

“Ayah ibu, akulah peri kecil yang kesepian itu. Akulah yang selalu menyendiri dan menangis dimalam hari. Akulah yang mengacaukan desa ini. Tapi kini, peri kecil yang kesepian sudah tidak ada lagi. Peri kecil yang kesepian berubah menjadi peri kecil yang periang, peri kecil yang tidak akan menangis dimalam hari. Seandainya aku dilahirkan kembali, aku ingin menebus kesalahan ku, aku tidak ingin menyianyiakan hidup ku. Aku akan selalu menjadi peri kecil yang mempunyai senyuman indah. Selamat tinggal peri kecil kesepian.”
TAMAT

Cc :
mawarsetyani.wordpress.com
http://mawarsetyani.wordpress.com/2011/07/19/peri-kecil-kesepian/

About Me

Wednesday, December 19, 2012

Hay, namaku Erlyana Saputri Ramadhani. aku lahir di Surabaya pada tanggal 06 Januari 1999. Karena aku lahir tanggal 06 Januari, jadi zodiax'ku Capricorn dan karena aku lahir tahun 1999, Shioku adalah Macan. Aku asli orang Surabaya. Sejak aku dilahirkan sampai aku duduk dibangku kelas 2 SMP ini aku tinggal di Surabaya bersama keluargaku. Aku anak ketiga dari 3 bersaudara. 


aku dan kakakku (kedua)


Sekarang ini, aku duduk dibangku kelas 2 SMP, di SMPN 26 Surabaya. Spentwosix (nama lain dari SMPN 26) adalah salah satu sekolah pilihanku setelah aku lulus dari SD dan melanjutkan sekolah ke SMP. Sejak SD aku selalu memimpikan untuk sekolah di Spentwosix, dan aku sangat senang sekali akhirnya aku bisa sekolah di sekolah yang aku impikan. Di sekolahku yang sekarang ini, aku sangat senang sekali karena disini aku mempunyai banyak teman, terutama seorang sahabat. 

Menurut teman-temanku aku orangnya mudah marah :D, tapi menurut orang tuaku aku orangnya mudah lupa. Setiap kali aku meletakkan barang-barangku, terkadang aku lupa tempatnya dimana dan akhirnya hilang.

Hobiku adalah Berenang. Setiap liburan terkadang aku berenang bersama teman-teman atau saudara-saudaraku. Selain berenang hobiku adalah Demus (Dengerin Musik) :)) hehee.. Biasanya kalau aku nganggur di rumah aku dengerin musik sambil tidur-tiduran.

Nah, itu tadi sepintas tentang saya :) -dadaaa-

Peterpan - Ayah

Tuesday, December 18, 2012

Dimana akan kucari
Aku menangis seorang diri

Hatiku selalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi

Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah Dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi

Lihatlah hari berganti

Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Denganmu aku bernyanyi

Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah Dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi

Wednesday, January 2, 2013

Acel Runkat - Selamanya

Posted by : Unknown at 5:27 AM 0 Comments

Saat indah yang pernah terlewati
Bukan satu cerita yang tak bertepi
Terpatri dalam sebuah hati
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Saat langkah telah menjadi kisah
Bukan satu jejak yang tak berarti
Terukir indah dalam sebuah kenangan

Jika Tuhan ijinkan kita tuk bersatu
Maka takkan ada yang sanggup pisahkan kita
Jika Tuhan ijinkan kita tuk selamanya
Maka selamanya cinta kita kan selalu abadi

Walau kita telah termiliki
Percaya cinta kita takkan terhapus masa woo

Jika Tuhan ijinkan kita tuk bersatu
Maka takkan ada yang sanggup pisahkan kita
Jika Tuhan ijinkan kita tuk selamanya (untuk selamanya)
Maka selamanya cinta kita kan selalu abadi

Jika Tuhan ijinkan kita tuk bersatu
Maka takkan ada yang sanggup pisahkan kita
Jika Tuhan ijinkan kita tuk selamanya
Maka selamanya cinta kita kan selalu abadi

Stevan William

Posted by : Unknown at 5:22 AM 0 Comments

Stevan William Umboh



Steven William, salah satu aktor pendatang baru di dunia seni peran layar kaca. Sinetron Unggulan Indosiar yang tayang per 7 Juni 2010 setiap Senin sampai Jumat pukul 16:30 WIB. Dibawah arahan Rudi Aryanto dan Bobby M, penyuka makanan fried chicken ini beradu akting dengan Yuki Kato dan aktor/aktris lainnya.

Stefan William Umboh ini telah membintangi beberapa judul film, diantaranya, Best Friend dan Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets. Stevan William lahir di California (USA), 11 Agustus 1993 ini memiliki hobi maen games, basket, dan futsal. Stefan yang bercita-cita jadi sutradara ini sangat mengidolakan aktor Leonardo DiCaprio. Hal yang paling dibenci dari putra pasangan Klinton-Ellen ini adalah dibohongi.



Stefan William udah lulus SMA dan siap-siap mau kuliah. "Aku rencananya pengen kuliah tahun ini juga. Pengennya sih kuliah di IKJ karena pengen jadi sutradara. Selain itu, aku juga pengen ngambil jurusan komputer di Binus. Dua-duanya aku suka, kita lihat aja nanti mana yang lebih aku sukai," ujar Stefan saat berkunjung di studio Tabloid Gaul, Kamis, 22 Juli 2010.





Makna sahabat di mata Stefan William:
"Sahabat itu selalu saling membantu dan menolong di saat susah dan senang. Jadi sahabat itu udah kayak sodara karna kita bisa saling curhat dan membicarakan hampir semua hal."


Cc - http://rynabeby.blogspot.com/2010/09/biodata-stefan-william-2.html

Yuki Kato

Posted by : Unknown at 4:01 AM 0 Comments


Yuki Anggraini Kato atau lebih dikenali dengan panggilan Yuki Kato adalah pemeran Indonesia. Yuki Kato lahir di Malang, 2 April 1995 (18 tahun). Yuki Kato mulai dikenal setelah membintangi sinetron "Monyet Cantik" produksi Starvision bersama dua rekannya, Irshadi Bagas dan Esa Sigit. Selain menjadi pemeran utama dalam sinetron Heart Series dan My Love, Yuki yang hobi bersepeda dan membaca buku ini juga bermain bersama Raffi Ahmad dan Laudya Chintya Bella dalam Jodoh Arietta berperan sebagai adik Raffi Ahmad.



Selain berbakat besar dalam dunia akting Yuki juga pernah menunjukkan pontensi dalam bidang nyanyian apabila dia tampil berduet lagu OST My Heart dengan Irshadi Bagas dalam acara My Heart By Request di SCTV. Dan pada tahun 2010 Yuki kembali membintangi sinetron yang berjudul Arti Sahabat. YUKI berperan sebagai Ajeng. Dan lawan mainnya adalah Steven William Umboh berperan sebagai YUDHA.



Orang Tua Yuki Kato bernama Takeshi Kato,seorang Project Manager sebuah perusahaan besar di Jepang dan saat ini berada di Jepang dan datang setiap 3 bulan sekali untuk mengunjungi putri kesayangannya di Indonesia. Yuki Kato memiliki adik bernama Reina Kato. Yuki tinggal bersama ibu dan adiknya di Kota Wisata, Cibubur. Yuki sangat dekat dengan Keyna, Seisha, dan teman-teman se-Fajar Hidayah, juga dengan Amora, Fanie, dan teman-temannya se-Pilar Indonesia. Dia gemar bermain basket dan suka memakai sepatu Converse. Dan dia juga lebih singkat dipanggil Yuangka (yuki anggraini kato).(id.wikipedia)


Tuesday, January 1, 2013

Cerpen - Kisah Hidup Ku

Posted by : Unknown at 7:49 PM 1 Comments

Dimas adalah anak orang kaya raya. Orang tua Dimas adalah pemilik perusahaan Semen di Gresik. Dimas tinggal bersama kedua orang tuanya dan adik perempuannya yang masih berusia 7 tahun di Surabaya dan sekarang Dimas telah berusia 17 tahun. Di sebuah rumah yang megah Dimas dan keluarganya hidup. Tetapi, perusahaan orang tua Dimas bangkrut karena ditipu oleh teman bisnisnya. Sejak saat itu, Rumah dan isinya disita oleh bank. Dimas dan keluarganya harus keluar dari rumah itu dan akhirnya mereka tinggal di rumah kontrakan mereka disuatu perkampungan.

            Kondisi keluarga Dimas yang saat ini membuat keluarga Dimas menjadi berantakan. Dimas tidak terlalu peduli dengan keluarganya, Ibu Ratih (ibu Dimas) pergi meninggalkan suami, dan kedua anaknya karena ibu Ratih tidak mau hidup miskin dan tinggal di rumah yang kecil itu.
 “aku mau pergi dari rumah ini. Aku sudah tidak tahan lagi kalau lama-lama tinggal disini. Aku juga mau menikah lagi dengan orang yang lebih kaya dari kamu” kata Ibu Ratih
“Tapi ratih, gimana nasib anak-anak kita kalau kamu meninggalkan kami?” kata pak Burhan
“anak kita? Enak aja! Itu anak kamu, bukan anak aku. Yaa.. Kamu jaga baik-baik anak kamu itu. Aku mau pergi sekarang” kata Ratih. Ibu Ratih pergi meninggalkan keluarganya dan hidup bersama keluarga barunya. Dimas selalu mementingkan dan memperdulikan hidupnya sendiri tanpa memperdulikan keadaan keluarganya yang saat ini berantakan. Dimas juga tidak terlalu dekat dengan adiknya. 

Mutia (adik Dimas) menangis dikamarnya melihat kedua orang tuanya bertengkar dan ibunya yang pergi meninggalkannya. Tidak lama kemudian, Dimas pulang dari sekolah. Dimas dikeluarkan dari sekolah karena biaya sekolah Dimas belum dilunasi selama 5 bulan. tetapi, pak Burhan tidak tahu kalau Dimas dikeluarkan dari sekolah.

            Beberapa hari keluarga pak Burhan tinggal di rumah kontrakannya, Mutia terserang penyakit DBD. Akhirnya Mutia meninggal dunia karena keluarganya tidak mampu membawa Mutia ke Rumah Sakit. Pak Burhan juga menderita sakit stroke semenjak pak Burhan di tinggal oleh istrinya. 2 bulan setelah Mutia meninggal dunia, Pak Burhan juga meninggal dunia. Kini Dimas tinggal sendiri tanpa kedua orang tuanya dan adiknya. Akhirnya Dimas pergi dari rumah kontrakannya karena Dimas tidak mampu membayar uang kontrakannya dan kini Dimas mencari tempat tinggal yang lain.

            Dimas pergi ke suatu tempat yang jauh dari perkampungan yang ia tempati bersama keluarganya. Dimas membuat rumah yang sederhana dari kardus di pinggir pohon besar di tengah-tengah perdesaan yang terpencil. Di rumah kardus itu Dimas hidup sendiri. Beberapa hari Dimas tinggal di desa itu, Dimas berteman dengan anak perempuan seusianya. Dia bernama Resa. Hari-hari Dimas di temani oleh Resa. Suatu hari, mereka saling cerita tentang keluarganya.
“Kenapa kamu sendiri? Mana keluarga kamu? Orang tua kamu dan saudara-saudara kamu?” Tanya Resa.
“Disini aku sendirian. Ayah dan adikku meninggal dunia, mereka meninggal karena penyakit yang mereka derita. Sedangkan Ibuku pergi meninggalkan kami karena ayahku mengalami kebangkrutan, dan ibuku menikah lagi dengan orang lain” jawab Dimas.
 "Ou, yang sabar yaa.. Memangnya Ayah dan adik kamu menderita sakit apa?” Tanya Resa
“Almarhum ayahku menderita sakit Stroke semenjak beliau ditinggal pergi oleh ibuku, sedangkan almarhuma adikku menderita sakit DBD. Keluarga ku tidak membawa adikku ke Rumah Sakit, karena orang tua aku tidak bisa membayar biaya  pengobantan di Rumah Sakit, dan akhirnya adikku meninggal dunia. Ngomong ngomong, kamu asli orang sini ya?” Kata Dimas
“Engga juga. Aku asli orang Jakarta. Perusahaan orang tua aku bangkrut gara-gara perusahaan orang tuaku ditipu sama teman bisnisnya. Rumahku dan seisinya disita oleh bank dan akhirnya aku dan keluargaku pindah ke desa ini. Dulu waktu aku masih di Jakarta sangat berbeda denga aku yang sekarang tinggal di perdesaan ini, dulu hidupku enak sekali minta ini itu selalu terpenuhi. Tetapi sekarang keluargaku serba kecukupan, jadi aku harus mebiasakan diri hidup sederhana tidak seperti dulu aku yang suka menggunakan uang orang tuaku untuk hal yang tidak penting. Kalau kamu? Asli orang mana?” kata Resa
“aku asli orang Surabaya. Cerita keluargaku sama seperti kamu. Perusahaan orang tua aku juga mengalami kebangkrutan karena ditipu oleh teman bisnis orang tuaku. Hidupku dulu juga terpenuhi tapi sekarang aku tidak punya apa-apa kecuali rumah kardus buatanku ini. Yaa.. meskipun kecil tapi lumayan untuk tempat berlindung dan beristirahat disini.” Kata Dimas
“kamu jangan sedih ya, kan masih ada aku yang menemani kamu” kata Resa
“iya, makasih ya Res. Oh ya res.. Gimana saudara-saudara kamu? Apa kamu anak satu-satunya?” Tanya Dimas
“aku punya 2 saudara, satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Aku anak kedua dan aku perempuan sendiri diantara saudara-saudaraku. Aku sangat menyayangi mereka, tapi mereka lebih dulu meninggalkan aku dan kedua orang tuaku. Dulu, waktu liburan aku dan keluargaku berlibur ke Bali. Di tengah-tengah perjalanan pulang, kami mengalami kecelakaan. Mobil yang kami tumpangi menabrak truk, kakak dan adikku meninggal dunia dan hanya aku dan kedua orang tuaku yang tertolong” jawab Resa
“Ou, semoga amalnya di terima disisi-Nya” kata Dimas
“Iya, Amin. Makasih ya Dim” kata Resa

            Setelah lama mereka berdua saling bercerita tentang keluarganya, Dimas dan Resa pergi jalan-jalan keliling desa. Dimas dan Resa istirahat di bawah pohon beringin yang besar dan mereka duduk berdua dan saling bercerita.
“eh Dim, hobi kamu apa?” Tanya Resa
“apa yaa..?? hehee.. Sejak kecil aku suka berenang sama teman-teman sabayaku. Aku nggak mau renang kalau nggak di rumahku. Rumah yang aku tinggali sama keluargaku sebelum orang tuaku bangkrut ada kolam renang yang biasanya aku buat renang bersama teman-teman sebayaku. Kalau kamu res?” kata Dimas
“Sejak kecil aku suka menggambar dan mewarnai. Almarhum kakekku sangat berbakat dalam melukis, menggambar, dan juga mewarnai. Beliau sangat suka melukis pemandangan. Dulu almarhum kakekku yang mengajari aku menggambar dan mewarai, tetapi sejak almarhum kakekku meninggal dunia, aku belajar menggambar dan mewarnai sendiri. Oh yaa.. kamu suka nggak menggambar atau mewarnai?” kata Resa
“Suka tapi sedikit, hehee.. dari dulu nggak ada yang mengajari aku menggambar dan mewarnai. Jadi aku tidak terlalu berbakat dalam menggambar dan mewarnai, nggak seperti kamu yang berbakat dalam menggambar dan mewarnai” kata Dimas
“Hahaa.. bisa aja kamu.. Kalau gitu kita gambar sama mewarnai bareng-bareng yukk.. kita gambar pemandangan desa ini” kata Resa
“Oke!” kata Dimas

            Setelah mereka duduk dan beristirahat mereka pulang ke rumah Resa. Mereka berdua menggambar pemandangan  disekitar rumah Resa.
“eh, Res. kamu ganbar apa? Waa.. bagus banget gambaran kamu” kata Dimas
“hehee.. makasih Dimas.. Ini aku gambar posisi rumah aku. Di tengah-tengah desa yang terpencil ini rumah aku berada dan di kelilingi oleh pohon-pohon besar yang membuat suasana rumah aku menjadi sejuk” kata Resa
“Hhmmm.. iya bener. Kalau gitu aku juga gambar rumah kardus aku. Di bawah pohon besar yang melindungi rumah kardus aku dari sinar matahari, yang membuat rumah aku terasa tidak terlalu panas.” Kata Dimas
“hahaa.. Dimas , Dimas..” balas Resa

            Mereka berdua menggambar rumah mereka yang saat ini mereka tempati. Rumah yang ada di tengah desa yang terpencil dan dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang membuat rumah mereka terasa sejuk.
“eh liat ini, bagus kan gambaran aku..” kata Dimas
“Iya, ini bagus banget Dim. Waaa.. ternyata kamu jago gambar juga yaa..” kata Resa
“hahahaa.. yaiyalah , Dimas gituloo” kata Dimas

            Dimas dan Resa saling ketawa bareng melihat gambaran mereka dan anak-anak kecil yang bermain kejar-kejaran di depan rumah Resa. Anak-anak kecil disini banyak yang tidak sekolah karena kondisi keluarga mereka yang tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya. Sehingga anak-anak kecil di desa ini waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk belajar mereka habiskan untuk bermain bersama teman-temannya. Dimas dan Resa ingin mengajak mereka untuk menggambar dan mewarnai, supaya mereka bisa menggambar dan mewarnai dan hari-harinya tidak selalu dihabiskan untuk bermain.
“eh adik , adik.. mau apa enggak kakak ajari menggambar dan mewarnai??” Tanya Dimas
“ Mau kaaaaakkk..” jawab anak-anak kecil
“Kalau gitu ayo ikut kakak ke rumah kakak.. tapi rumah kakak agak jauh dari sini, tidak apa-apa kan..??” kata Dimas
“iya, gak apa-apa kak” kata anak-anak kecil
“tapi sebelumnya kalian harus berpamitan dulu sama orang tua kalian, supaya mereka tidak kebingunan mencari kalian, atau kalian boleh mengajak orang tua kalian buat nganterin kalian ke rumah kakak. Nanti kita jalan bareng-bareng kesana” kata Dimas
“iya kak. Sebentar ya kak, kita pulang dulu” kata anak-anak kecil
“iya, kakak tunggu disini” kata Dimas
“eh Dim, aku masuk rumah dulu ya.. aku mau ambil kertas buat gambar sama krayon buat mewarai” kata Resa
“ohh.. iya res.. aku tunggu disini ya” kata Dimas

            Beberapa saat kemudian, anak-anak kecil bersama orang tuanya datang dan mereka segera pergi ke rumah Dimas untuk melihat anak-anaknya yang akan diajari menggambar dan mewarnai. Mereka jalan bersama dari rumah Resa ke rumah Dimas. Di perjalanan Dimas dan Resa mengajak anak-anak kecil untuk bernyanyi bersama agar mereka tidak merasa kecapek’an karena perjalanannya lumayan jauh
“adik-adik, kita nyanyi bareng-bareng yukk..” kata Dimas
“yee.. kita nyanyii” kata anak-anak kecil
“Bintang kecil dilangit yang biru.. amat banyak menghias angkasa.. aku ingin terbang dan menari.. jauh tinggi ketempat kau beradaa..” sepanjang perjalanan mereka bernyanyi bersama-sama
“akhirnya kita sampai juga. Kalian boleh gambar apa saja terserah adik-adik. Apa yang adik ingin gambar silahkan digambar. Oh yaa, Orang tuanya boleh membantu anak-anaknya..” kata Dimas
“Ini kakak Resa kasih kertas buat gambar, sekarang adik-adik gambar yang bagus yaa.. disini kak Dimas dan kak Resa akan mengajari menggambar dan mewarnai adik-adik semua” kata Resa
“nama adik siapa? adik mau gambar apa?” Tanya Dimas
“nama aku Putri kak. Ini kak, aku mau gambar pesawat. Jelek ya kak..?? L” kata putri (salah satu dari mereka)
“ohh.. Enggak.. Ini bagus kok pesawatnya. Kenapa Putri kok gambar pesawat? Kenapa tidak gambar gunung atau rumah? Seperti teman-teman Putri yang lain?” Tanya Dimas
“Enggak kak.. Soalnya Putri ingin naik pesawat. Tetapi orang tua Putri tidak punya uang buat naik pesawat yang ada di langit-langit itu kak. Jadi, Putri Cuma bisa gambar pesawat-pesawat itu. Putri sering gambar pesawat di rumah, tapi gambar pesawat Putri kurang bagus kak. Kakak bantuin Putri gambar pesawat yang bagus yaa kak..” kata Putri
“Iya, kakak bantuin. Kalau putri mau gambar pesawat, Putri harus gambar tubuhnya dulu, baru sayap-sayapnya. Sini kakak buatin pesawat, nanti Putri contoh pesawat buatan kakak. Nii pesawatnyaa.. bagus kan..??” kata Dimas
“Waa.. bagus kak.. Putri coba gambar ya kaak..” kata Putri

            Di depan rumah Dimas, Dimas dan Resa mengajari anak-anak kecil menggambar dan mewarnai. Mereka sangat bahagia bisa menggambar dan mewarnai.
“kak Resa, ini gambar rumah buatanku. Bagus kan kak?” , “kak ini gambar gunung buatanku, bagus juga kan kak?” , “gambar pohon besarku juga bagus kan kak? blab la blaa..” tanya anak-anak kecil
“gambaran kalian bagus-bagus, kakak bangga sama kalian” kata Resa

            Setelah mereka menggambar dan mewarnai, Dimas dan Resa mengajak anak-anak kecil bermain dan membuat lingkaran yang besar. Mereka membuat lingkaran yang mengelilingi Dimas dan Resa, mereka semua bernyanyi bersama, setelah bernyanyi mereka bergandengan dan melompat bersama. SELESAI

Sunday, December 30, 2012

Peri Kecil yang Kesepian

Posted by : Unknown at 7:45 PM 0 Comments


Ini adalah desa fairyland . Semua yang tinggal disini adalah para peri, tidak hanya manusia peri pun mempunyai kehidupan sama seperti manusia. Peri peri itu bertugas menyuburkan bunga-bunga hingga bermekaran dengan indahnya . Jika bunga-bunga telah tumbuh dengan indah maka tumbuh lah bunga suci di flowerland, karena bentuk bunga itu putih dan suci, para peri menyebutnya snow flower. Bunga itu adalah bunga terindah dari bunga-bunga lainnya. konon siapapun yang mencium snow flower cinta mereka akan abadi untuk selamanya.
Di pagi hari yang cerah terlihat lah aktivitas para peri dengan senyum yang menyejukan hati. Di pelosok desa terdapat rumah kecil dengan cerobong asap diatasnya dan kebun buah jeruk yang sederhana. Disana tinggallah seorang peri yang bernama Tama, peri yang sebatangkara, hidup hanya sendiri tanpa senyuman. Penduduk fairyland menyebut Tama adalah peri monster. Tidak ada yang menemaninya . Keadaan tersebut membuat Tama semakin naik darah dan kesal. Dulu Tama dikenal dengan peri yang periang, namun suatu ketika terjadi bencana terhadap  ayah dan ibunya, Tama menjadi peri yang pemarah . Ayah dan ibunya dibuang dan diasingkan entah kemana  oleh raja peri karena mereka telah memetik bunga terlarang. Padahal mereka mencari bunga terlarang itu untuk mengobati Tama yang terkadang sihirnya tidak bisa digunakan.
Ketika malam tiba Tama berbaring diantara pohon pohon jeruk peninggalan ayah dan ibunya. Ia melamun sambil melihat bintang diatasnya, terlihat sosok ayah dan ibunya. Rupanya ia merindukan kedua orang tuanya, dan kemudian ia menangis. Tak sadar ternyata cairan kental warna merah keluar begitu saya dari mulutnya. Tama menghapus darah itu sambil tersenyum dan menangis. Tidak terasa ternyata ia tertidur disana.
“hey, hey bangun”

terdengar suara dari telinga tama, masih dalam setengah sadar Tama pun perlahan lahan membuka matanya, Tama terkejut heran dan berkata
“hah , siapa kamu ?”
“aku nick, siapa nama mu?”
“pergi kamu !”
Tama pun berlari dan masuk ke rumahnya.

Tama diam dan berfikir, ia heran mengapa laki laki itu berada disana. tidak lama Tama berdiam diri, lalu ia bergegas untuk menyirami pohon-pohon  jeruknya. Dengan kekuatan peri yang dimiliki, ia mengusap-usapkan kedua tangannya dan berbuahlah pohon itu. Kemudian Tama pergi untuk menjual buah jeruk hasil perkebunannya itu. Ketika di tengah keramaian, semua peri menghindar dari hadapan Tama. Dari jauh pandangan ada sesuatu yang perlahan lahan mendekat, ternyata peri yang tadi pagi membangunkan Tama dari tidurnya. Tama terkejut dan berlari, tanpa sadar buah yang ia bawa jatuh berhamburan begitu saja. Nick memungutnya dan menaruh buah itu di kebun jeruk Tama.
Sudah cukup banyak bunga yang bermekaran di desa fairyland dan kemungkinan besar SnowFlower akan tumbuh. Para peri sudah sangat menanti kedatangan SnowFlower, namun entah apa yang terjadi tiba-tiba bunga-bunga di Fairyland layu, kering dan mati. Semua peri kecewa akan hal ini,  mereka tetap berusaha menghidupkan kembali bunga yang sudah mati itu. Namun tidak ada hasil, bunga bunga itu tetap saja mati. Tama menghampiri salah satu bunga yang sudah mati itu dan para peri yang lain menjauh bahkan mencemooh Tama. Dengan kekuatannya Tama mencoba menghidupkannya, alhasil bunga itu hidup dan bermekaran. Para peri yang melihat dari kejauhan heran dan menghampiri Tama. Tama tersenyum dan.. Praaaaakkkkkkk !!


Tama terjatuh dan pingsan. Tidak ada satu pun yang berani mendekati Tama. Kemudian sang pahlawan menghampiri.

“Kenapa pada bengong, cepet tolongin dia !!.”

seru Nick dengan nada tinggi.
Mendekatlah semua para beri yang terbengong itu. Tama dibawa ke rumah salah seorang peri tua, mereka menyebutnya tabib.
“Peri kecil ini mempunyai kelebihan dari peri peri lain, tingkatan sihirnya       lebih besar dari peri manapun, tapi sayang energi yang ia miliki hanya sedikit, sihir peri kecil ini memakan energi yang cukup banyak, semakin ia sering menggunakan sihir semakin bahaya bagi dirinya, sesudah menggunakan ia bisa tak sadarkan diri untuk berhari hari bahkan untuk selamanya.” Penjelasan tabib.
Penjelasan tabib itu membuat para peri yang ikut mengantar Tama tercengang heran.
***

Satu hari berlalu Tama belum siuman juga. Semakin banyak peri yang berdatangan mengunjungi Tama di kediaman tabib itu.
“Hey tabib, apa yang harus kami lakukan agar peri kecil ini siuman ?”
teriak salah satu peri dari jarak yang agak jauh.
“hanya ada satu cara agar peri kecil ini bangun.” jawab sang tabib
“Apa??” sahut para peri serempak
“Memberikan energi untuk peri kecil ini.”
“Memberikan energi ? itu bisa  membahayakan diri kita tabib.”
“Jadi kalian lebih mementingkan diri kalian sendiri, kalian itu peri atau setan sih!” sanggah Nick dengan hati yang kesal sambil berjalan menuju tabib dan berkata,
“Pak tabib aku ingin memberikan sebagian energi ku untuk peri kecil ini”
“Aku juga”
“Aku juga”
“Aku juga”
Dan akhirnya semua peri memberikan energinya untuk Tama.

Tama terbangun dengan mata yang sayu dan badan yang lemas.

“Dimana aku ?” tanya Tama sambil celingak celinguk melihat keadaan sekitar.
“Kamu dirumah ku nak” jawab tabib dengan senyuman.
“Akhirnya peri kecil bangun juga” sambar Nick dengan gembira.
“Kamu lagi, ngapain kamu disini ? kenapa disini banyak peri ?”

Sang tabib menceritakan dengan detail kejadian yang dialami Tama. Lalu tama kembali ke istana kecil miliknya dengan ditemani Nick. Mereka berdua berbincang bincang dan mulai berteman akrab.
***

Pagi hari hari yang cerah, udara begitu sejuk, kicauan burung banyak terdengar dan rumput rumput pun menari akan angin yang sepoi sepoi. Pertama Tama mencoba untuk memekarkan bunga yang ada di depan rumahnya itu. Berhasil, ia berhasil menjadikan bunga itu indah. Buah jeruk sudah panen, Tama pun memetiknya, ia berniat untuk membagi-bagikan hasil panennya untuk penduduk Fairyland dalam rangka ucapan terimakasih atas bantuannya kemarin. Langkah demi langkah ia jalani, ia melihat sekitar. Betapa buruknya desa fairyland ini. Tak ada satupun bunga yang bermekaran yang ada hanya bunga mati yang tak pantas untuk dipandang. Dengan kekuatan yang ia miliki, ia mencoba menghidupkan bunga yang mati. Satu per satu bunga kini bermekaran dengan warna warna yang indah. Disaksikan oleh peri peri yang lain, lalu mereka bekerja sama memekarkan bunga-bunga dengan senyum, tawa, dan bahagia.
Butiran-butiran  salju turun, pertanda Snow Flower akan tumbuh. Sebenarnya itu bukan butiran salju, melainkan serbuk-serbuk putih dari Snow Flower. Mengetahui hal tersebut para peri mendatangi ladang flower untuk menyaksikan indahnya Snow Flower. Tama berjalan di bopong Nick sambil tertatih-tatih dengan energi yang sangat sedikit.

“Kamu gak papa ?” tanya Nick sambil melihat wajah Tama.
“iya gak apa-apa ko.” Jawab Tama sambil tersenyum.
Pemandangan indah yang luar biasa sedang disaksikan oleh semua peri, Tama dan Nick.
“Seandainya saja ada ibu dan ayah ku” ucap Tama dalam hati sambil meneteskan air mata..
Praaaakkkkkk.. Tama terjatuh.
Pemandangan indah dialihkan begitu saja, semua mata dan perhatian tertuju ke Tama. Mereka semua menghampirinya dan berusaha memberikan energi untuk peri kecil itu. Sayang sudah terlambat, Tama mati di ladang flower, di temani dengan Snow Flower dan juga peri peri yang lain. Butiran salju yang turun semakin menyelimuti ladang flower. Semua merasa kehilangan dan merasa bersalah, berkat Tama Snow Flower tumbuh dan berkat Tama fairyland indah kembali. dan ditangan Tama terdapat selembar kertas yang berisi

“Ayah ibu, akulah peri kecil yang kesepian itu. Akulah yang selalu menyendiri dan menangis dimalam hari. Akulah yang mengacaukan desa ini. Tapi kini, peri kecil yang kesepian sudah tidak ada lagi. Peri kecil yang kesepian berubah menjadi peri kecil yang periang, peri kecil yang tidak akan menangis dimalam hari. Seandainya aku dilahirkan kembali, aku ingin menebus kesalahan ku, aku tidak ingin menyianyiakan hidup ku. Aku akan selalu menjadi peri kecil yang mempunyai senyuman indah. Selamat tinggal peri kecil kesepian.”
TAMAT

Cc :
mawarsetyani.wordpress.com
http://mawarsetyani.wordpress.com/2011/07/19/peri-kecil-kesepian/

Wednesday, December 19, 2012

About Me

Posted by : Unknown at 5:06 AM 0 Comments

Hay, namaku Erlyana Saputri Ramadhani. aku lahir di Surabaya pada tanggal 06 Januari 1999. Karena aku lahir tanggal 06 Januari, jadi zodiax'ku Capricorn dan karena aku lahir tahun 1999, Shioku adalah Macan. Aku asli orang Surabaya. Sejak aku dilahirkan sampai aku duduk dibangku kelas 2 SMP ini aku tinggal di Surabaya bersama keluargaku. Aku anak ketiga dari 3 bersaudara. 


aku dan kakakku (kedua)


Sekarang ini, aku duduk dibangku kelas 2 SMP, di SMPN 26 Surabaya. Spentwosix (nama lain dari SMPN 26) adalah salah satu sekolah pilihanku setelah aku lulus dari SD dan melanjutkan sekolah ke SMP. Sejak SD aku selalu memimpikan untuk sekolah di Spentwosix, dan aku sangat senang sekali akhirnya aku bisa sekolah di sekolah yang aku impikan. Di sekolahku yang sekarang ini, aku sangat senang sekali karena disini aku mempunyai banyak teman, terutama seorang sahabat. 

Menurut teman-temanku aku orangnya mudah marah :D, tapi menurut orang tuaku aku orangnya mudah lupa. Setiap kali aku meletakkan barang-barangku, terkadang aku lupa tempatnya dimana dan akhirnya hilang.

Hobiku adalah Berenang. Setiap liburan terkadang aku berenang bersama teman-teman atau saudara-saudaraku. Selain berenang hobiku adalah Demus (Dengerin Musik) :)) hehee.. Biasanya kalau aku nganggur di rumah aku dengerin musik sambil tidur-tiduran.

Nah, itu tadi sepintas tentang saya :) -dadaaa-

Tuesday, December 18, 2012

Peterpan - Ayah

Posted by : Unknown at 11:22 PM 0 Comments

Dimana akan kucari
Aku menangis seorang diri

Hatiku selalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi

Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah Dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi

Lihatlah hari berganti

Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Denganmu aku bernyanyi

Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah Dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi