Peri Kecil yang Kesepian

Sunday, December 30, 2012


Ini adalah desa fairyland . Semua yang tinggal disini adalah para peri, tidak hanya manusia peri pun mempunyai kehidupan sama seperti manusia. Peri peri itu bertugas menyuburkan bunga-bunga hingga bermekaran dengan indahnya . Jika bunga-bunga telah tumbuh dengan indah maka tumbuh lah bunga suci di flowerland, karena bentuk bunga itu putih dan suci, para peri menyebutnya snow flower. Bunga itu adalah bunga terindah dari bunga-bunga lainnya. konon siapapun yang mencium snow flower cinta mereka akan abadi untuk selamanya.
Di pagi hari yang cerah terlihat lah aktivitas para peri dengan senyum yang menyejukan hati. Di pelosok desa terdapat rumah kecil dengan cerobong asap diatasnya dan kebun buah jeruk yang sederhana. Disana tinggallah seorang peri yang bernama Tama, peri yang sebatangkara, hidup hanya sendiri tanpa senyuman. Penduduk fairyland menyebut Tama adalah peri monster. Tidak ada yang menemaninya . Keadaan tersebut membuat Tama semakin naik darah dan kesal. Dulu Tama dikenal dengan peri yang periang, namun suatu ketika terjadi bencana terhadap  ayah dan ibunya, Tama menjadi peri yang pemarah . Ayah dan ibunya dibuang dan diasingkan entah kemana  oleh raja peri karena mereka telah memetik bunga terlarang. Padahal mereka mencari bunga terlarang itu untuk mengobati Tama yang terkadang sihirnya tidak bisa digunakan.
Ketika malam tiba Tama berbaring diantara pohon pohon jeruk peninggalan ayah dan ibunya. Ia melamun sambil melihat bintang diatasnya, terlihat sosok ayah dan ibunya. Rupanya ia merindukan kedua orang tuanya, dan kemudian ia menangis. Tak sadar ternyata cairan kental warna merah keluar begitu saya dari mulutnya. Tama menghapus darah itu sambil tersenyum dan menangis. Tidak terasa ternyata ia tertidur disana.
“hey, hey bangun”

terdengar suara dari telinga tama, masih dalam setengah sadar Tama pun perlahan lahan membuka matanya, Tama terkejut heran dan berkata
“hah , siapa kamu ?”
“aku nick, siapa nama mu?”
“pergi kamu !”
Tama pun berlari dan masuk ke rumahnya.

Tama diam dan berfikir, ia heran mengapa laki laki itu berada disana. tidak lama Tama berdiam diri, lalu ia bergegas untuk menyirami pohon-pohon  jeruknya. Dengan kekuatan peri yang dimiliki, ia mengusap-usapkan kedua tangannya dan berbuahlah pohon itu. Kemudian Tama pergi untuk menjual buah jeruk hasil perkebunannya itu. Ketika di tengah keramaian, semua peri menghindar dari hadapan Tama. Dari jauh pandangan ada sesuatu yang perlahan lahan mendekat, ternyata peri yang tadi pagi membangunkan Tama dari tidurnya. Tama terkejut dan berlari, tanpa sadar buah yang ia bawa jatuh berhamburan begitu saja. Nick memungutnya dan menaruh buah itu di kebun jeruk Tama.
Sudah cukup banyak bunga yang bermekaran di desa fairyland dan kemungkinan besar SnowFlower akan tumbuh. Para peri sudah sangat menanti kedatangan SnowFlower, namun entah apa yang terjadi tiba-tiba bunga-bunga di Fairyland layu, kering dan mati. Semua peri kecewa akan hal ini,  mereka tetap berusaha menghidupkan kembali bunga yang sudah mati itu. Namun tidak ada hasil, bunga bunga itu tetap saja mati. Tama menghampiri salah satu bunga yang sudah mati itu dan para peri yang lain menjauh bahkan mencemooh Tama. Dengan kekuatannya Tama mencoba menghidupkannya, alhasil bunga itu hidup dan bermekaran. Para peri yang melihat dari kejauhan heran dan menghampiri Tama. Tama tersenyum dan.. Praaaaakkkkkkk !!


Tama terjatuh dan pingsan. Tidak ada satu pun yang berani mendekati Tama. Kemudian sang pahlawan menghampiri.

“Kenapa pada bengong, cepet tolongin dia !!.”

seru Nick dengan nada tinggi.
Mendekatlah semua para beri yang terbengong itu. Tama dibawa ke rumah salah seorang peri tua, mereka menyebutnya tabib.
“Peri kecil ini mempunyai kelebihan dari peri peri lain, tingkatan sihirnya       lebih besar dari peri manapun, tapi sayang energi yang ia miliki hanya sedikit, sihir peri kecil ini memakan energi yang cukup banyak, semakin ia sering menggunakan sihir semakin bahaya bagi dirinya, sesudah menggunakan ia bisa tak sadarkan diri untuk berhari hari bahkan untuk selamanya.” Penjelasan tabib.
Penjelasan tabib itu membuat para peri yang ikut mengantar Tama tercengang heran.
***

Satu hari berlalu Tama belum siuman juga. Semakin banyak peri yang berdatangan mengunjungi Tama di kediaman tabib itu.
“Hey tabib, apa yang harus kami lakukan agar peri kecil ini siuman ?”
teriak salah satu peri dari jarak yang agak jauh.
“hanya ada satu cara agar peri kecil ini bangun.” jawab sang tabib
“Apa??” sahut para peri serempak
“Memberikan energi untuk peri kecil ini.”
“Memberikan energi ? itu bisa  membahayakan diri kita tabib.”
“Jadi kalian lebih mementingkan diri kalian sendiri, kalian itu peri atau setan sih!” sanggah Nick dengan hati yang kesal sambil berjalan menuju tabib dan berkata,
“Pak tabib aku ingin memberikan sebagian energi ku untuk peri kecil ini”
“Aku juga”
“Aku juga”
“Aku juga”
Dan akhirnya semua peri memberikan energinya untuk Tama.

Tama terbangun dengan mata yang sayu dan badan yang lemas.

“Dimana aku ?” tanya Tama sambil celingak celinguk melihat keadaan sekitar.
“Kamu dirumah ku nak” jawab tabib dengan senyuman.
“Akhirnya peri kecil bangun juga” sambar Nick dengan gembira.
“Kamu lagi, ngapain kamu disini ? kenapa disini banyak peri ?”

Sang tabib menceritakan dengan detail kejadian yang dialami Tama. Lalu tama kembali ke istana kecil miliknya dengan ditemani Nick. Mereka berdua berbincang bincang dan mulai berteman akrab.
***

Pagi hari hari yang cerah, udara begitu sejuk, kicauan burung banyak terdengar dan rumput rumput pun menari akan angin yang sepoi sepoi. Pertama Tama mencoba untuk memekarkan bunga yang ada di depan rumahnya itu. Berhasil, ia berhasil menjadikan bunga itu indah. Buah jeruk sudah panen, Tama pun memetiknya, ia berniat untuk membagi-bagikan hasil panennya untuk penduduk Fairyland dalam rangka ucapan terimakasih atas bantuannya kemarin. Langkah demi langkah ia jalani, ia melihat sekitar. Betapa buruknya desa fairyland ini. Tak ada satupun bunga yang bermekaran yang ada hanya bunga mati yang tak pantas untuk dipandang. Dengan kekuatan yang ia miliki, ia mencoba menghidupkan bunga yang mati. Satu per satu bunga kini bermekaran dengan warna warna yang indah. Disaksikan oleh peri peri yang lain, lalu mereka bekerja sama memekarkan bunga-bunga dengan senyum, tawa, dan bahagia.
Butiran-butiran  salju turun, pertanda Snow Flower akan tumbuh. Sebenarnya itu bukan butiran salju, melainkan serbuk-serbuk putih dari Snow Flower. Mengetahui hal tersebut para peri mendatangi ladang flower untuk menyaksikan indahnya Snow Flower. Tama berjalan di bopong Nick sambil tertatih-tatih dengan energi yang sangat sedikit.

“Kamu gak papa ?” tanya Nick sambil melihat wajah Tama.
“iya gak apa-apa ko.” Jawab Tama sambil tersenyum.
Pemandangan indah yang luar biasa sedang disaksikan oleh semua peri, Tama dan Nick.
“Seandainya saja ada ibu dan ayah ku” ucap Tama dalam hati sambil meneteskan air mata..
Praaaakkkkkk.. Tama terjatuh.
Pemandangan indah dialihkan begitu saja, semua mata dan perhatian tertuju ke Tama. Mereka semua menghampirinya dan berusaha memberikan energi untuk peri kecil itu. Sayang sudah terlambat, Tama mati di ladang flower, di temani dengan Snow Flower dan juga peri peri yang lain. Butiran salju yang turun semakin menyelimuti ladang flower. Semua merasa kehilangan dan merasa bersalah, berkat Tama Snow Flower tumbuh dan berkat Tama fairyland indah kembali. dan ditangan Tama terdapat selembar kertas yang berisi

“Ayah ibu, akulah peri kecil yang kesepian itu. Akulah yang selalu menyendiri dan menangis dimalam hari. Akulah yang mengacaukan desa ini. Tapi kini, peri kecil yang kesepian sudah tidak ada lagi. Peri kecil yang kesepian berubah menjadi peri kecil yang periang, peri kecil yang tidak akan menangis dimalam hari. Seandainya aku dilahirkan kembali, aku ingin menebus kesalahan ku, aku tidak ingin menyianyiakan hidup ku. Aku akan selalu menjadi peri kecil yang mempunyai senyuman indah. Selamat tinggal peri kecil kesepian.”
TAMAT

Cc :
mawarsetyani.wordpress.com
http://mawarsetyani.wordpress.com/2011/07/19/peri-kecil-kesepian/

0 comments:

Sunday, December 30, 2012

Peri Kecil yang Kesepian

Posted by : Unknown at 7:45 PM


Ini adalah desa fairyland . Semua yang tinggal disini adalah para peri, tidak hanya manusia peri pun mempunyai kehidupan sama seperti manusia. Peri peri itu bertugas menyuburkan bunga-bunga hingga bermekaran dengan indahnya . Jika bunga-bunga telah tumbuh dengan indah maka tumbuh lah bunga suci di flowerland, karena bentuk bunga itu putih dan suci, para peri menyebutnya snow flower. Bunga itu adalah bunga terindah dari bunga-bunga lainnya. konon siapapun yang mencium snow flower cinta mereka akan abadi untuk selamanya.
Di pagi hari yang cerah terlihat lah aktivitas para peri dengan senyum yang menyejukan hati. Di pelosok desa terdapat rumah kecil dengan cerobong asap diatasnya dan kebun buah jeruk yang sederhana. Disana tinggallah seorang peri yang bernama Tama, peri yang sebatangkara, hidup hanya sendiri tanpa senyuman. Penduduk fairyland menyebut Tama adalah peri monster. Tidak ada yang menemaninya . Keadaan tersebut membuat Tama semakin naik darah dan kesal. Dulu Tama dikenal dengan peri yang periang, namun suatu ketika terjadi bencana terhadap  ayah dan ibunya, Tama menjadi peri yang pemarah . Ayah dan ibunya dibuang dan diasingkan entah kemana  oleh raja peri karena mereka telah memetik bunga terlarang. Padahal mereka mencari bunga terlarang itu untuk mengobati Tama yang terkadang sihirnya tidak bisa digunakan.
Ketika malam tiba Tama berbaring diantara pohon pohon jeruk peninggalan ayah dan ibunya. Ia melamun sambil melihat bintang diatasnya, terlihat sosok ayah dan ibunya. Rupanya ia merindukan kedua orang tuanya, dan kemudian ia menangis. Tak sadar ternyata cairan kental warna merah keluar begitu saya dari mulutnya. Tama menghapus darah itu sambil tersenyum dan menangis. Tidak terasa ternyata ia tertidur disana.
“hey, hey bangun”

terdengar suara dari telinga tama, masih dalam setengah sadar Tama pun perlahan lahan membuka matanya, Tama terkejut heran dan berkata
“hah , siapa kamu ?”
“aku nick, siapa nama mu?”
“pergi kamu !”
Tama pun berlari dan masuk ke rumahnya.

Tama diam dan berfikir, ia heran mengapa laki laki itu berada disana. tidak lama Tama berdiam diri, lalu ia bergegas untuk menyirami pohon-pohon  jeruknya. Dengan kekuatan peri yang dimiliki, ia mengusap-usapkan kedua tangannya dan berbuahlah pohon itu. Kemudian Tama pergi untuk menjual buah jeruk hasil perkebunannya itu. Ketika di tengah keramaian, semua peri menghindar dari hadapan Tama. Dari jauh pandangan ada sesuatu yang perlahan lahan mendekat, ternyata peri yang tadi pagi membangunkan Tama dari tidurnya. Tama terkejut dan berlari, tanpa sadar buah yang ia bawa jatuh berhamburan begitu saja. Nick memungutnya dan menaruh buah itu di kebun jeruk Tama.
Sudah cukup banyak bunga yang bermekaran di desa fairyland dan kemungkinan besar SnowFlower akan tumbuh. Para peri sudah sangat menanti kedatangan SnowFlower, namun entah apa yang terjadi tiba-tiba bunga-bunga di Fairyland layu, kering dan mati. Semua peri kecewa akan hal ini,  mereka tetap berusaha menghidupkan kembali bunga yang sudah mati itu. Namun tidak ada hasil, bunga bunga itu tetap saja mati. Tama menghampiri salah satu bunga yang sudah mati itu dan para peri yang lain menjauh bahkan mencemooh Tama. Dengan kekuatannya Tama mencoba menghidupkannya, alhasil bunga itu hidup dan bermekaran. Para peri yang melihat dari kejauhan heran dan menghampiri Tama. Tama tersenyum dan.. Praaaaakkkkkkk !!


Tama terjatuh dan pingsan. Tidak ada satu pun yang berani mendekati Tama. Kemudian sang pahlawan menghampiri.

“Kenapa pada bengong, cepet tolongin dia !!.”

seru Nick dengan nada tinggi.
Mendekatlah semua para beri yang terbengong itu. Tama dibawa ke rumah salah seorang peri tua, mereka menyebutnya tabib.
“Peri kecil ini mempunyai kelebihan dari peri peri lain, tingkatan sihirnya       lebih besar dari peri manapun, tapi sayang energi yang ia miliki hanya sedikit, sihir peri kecil ini memakan energi yang cukup banyak, semakin ia sering menggunakan sihir semakin bahaya bagi dirinya, sesudah menggunakan ia bisa tak sadarkan diri untuk berhari hari bahkan untuk selamanya.” Penjelasan tabib.
Penjelasan tabib itu membuat para peri yang ikut mengantar Tama tercengang heran.
***

Satu hari berlalu Tama belum siuman juga. Semakin banyak peri yang berdatangan mengunjungi Tama di kediaman tabib itu.
“Hey tabib, apa yang harus kami lakukan agar peri kecil ini siuman ?”
teriak salah satu peri dari jarak yang agak jauh.
“hanya ada satu cara agar peri kecil ini bangun.” jawab sang tabib
“Apa??” sahut para peri serempak
“Memberikan energi untuk peri kecil ini.”
“Memberikan energi ? itu bisa  membahayakan diri kita tabib.”
“Jadi kalian lebih mementingkan diri kalian sendiri, kalian itu peri atau setan sih!” sanggah Nick dengan hati yang kesal sambil berjalan menuju tabib dan berkata,
“Pak tabib aku ingin memberikan sebagian energi ku untuk peri kecil ini”
“Aku juga”
“Aku juga”
“Aku juga”
Dan akhirnya semua peri memberikan energinya untuk Tama.

Tama terbangun dengan mata yang sayu dan badan yang lemas.

“Dimana aku ?” tanya Tama sambil celingak celinguk melihat keadaan sekitar.
“Kamu dirumah ku nak” jawab tabib dengan senyuman.
“Akhirnya peri kecil bangun juga” sambar Nick dengan gembira.
“Kamu lagi, ngapain kamu disini ? kenapa disini banyak peri ?”

Sang tabib menceritakan dengan detail kejadian yang dialami Tama. Lalu tama kembali ke istana kecil miliknya dengan ditemani Nick. Mereka berdua berbincang bincang dan mulai berteman akrab.
***

Pagi hari hari yang cerah, udara begitu sejuk, kicauan burung banyak terdengar dan rumput rumput pun menari akan angin yang sepoi sepoi. Pertama Tama mencoba untuk memekarkan bunga yang ada di depan rumahnya itu. Berhasil, ia berhasil menjadikan bunga itu indah. Buah jeruk sudah panen, Tama pun memetiknya, ia berniat untuk membagi-bagikan hasil panennya untuk penduduk Fairyland dalam rangka ucapan terimakasih atas bantuannya kemarin. Langkah demi langkah ia jalani, ia melihat sekitar. Betapa buruknya desa fairyland ini. Tak ada satupun bunga yang bermekaran yang ada hanya bunga mati yang tak pantas untuk dipandang. Dengan kekuatan yang ia miliki, ia mencoba menghidupkan bunga yang mati. Satu per satu bunga kini bermekaran dengan warna warna yang indah. Disaksikan oleh peri peri yang lain, lalu mereka bekerja sama memekarkan bunga-bunga dengan senyum, tawa, dan bahagia.
Butiran-butiran  salju turun, pertanda Snow Flower akan tumbuh. Sebenarnya itu bukan butiran salju, melainkan serbuk-serbuk putih dari Snow Flower. Mengetahui hal tersebut para peri mendatangi ladang flower untuk menyaksikan indahnya Snow Flower. Tama berjalan di bopong Nick sambil tertatih-tatih dengan energi yang sangat sedikit.

“Kamu gak papa ?” tanya Nick sambil melihat wajah Tama.
“iya gak apa-apa ko.” Jawab Tama sambil tersenyum.
Pemandangan indah yang luar biasa sedang disaksikan oleh semua peri, Tama dan Nick.
“Seandainya saja ada ibu dan ayah ku” ucap Tama dalam hati sambil meneteskan air mata..
Praaaakkkkkk.. Tama terjatuh.
Pemandangan indah dialihkan begitu saja, semua mata dan perhatian tertuju ke Tama. Mereka semua menghampirinya dan berusaha memberikan energi untuk peri kecil itu. Sayang sudah terlambat, Tama mati di ladang flower, di temani dengan Snow Flower dan juga peri peri yang lain. Butiran salju yang turun semakin menyelimuti ladang flower. Semua merasa kehilangan dan merasa bersalah, berkat Tama Snow Flower tumbuh dan berkat Tama fairyland indah kembali. dan ditangan Tama terdapat selembar kertas yang berisi

“Ayah ibu, akulah peri kecil yang kesepian itu. Akulah yang selalu menyendiri dan menangis dimalam hari. Akulah yang mengacaukan desa ini. Tapi kini, peri kecil yang kesepian sudah tidak ada lagi. Peri kecil yang kesepian berubah menjadi peri kecil yang periang, peri kecil yang tidak akan menangis dimalam hari. Seandainya aku dilahirkan kembali, aku ingin menebus kesalahan ku, aku tidak ingin menyianyiakan hidup ku. Aku akan selalu menjadi peri kecil yang mempunyai senyuman indah. Selamat tinggal peri kecil kesepian.”
TAMAT

Cc :
mawarsetyani.wordpress.com
http://mawarsetyani.wordpress.com/2011/07/19/peri-kecil-kesepian/

0 comments:

Post a Comment